Jumat, 30 Oktober 2009

SEJARAH KOTA PATI

SEJARAH KOTA PATI

BAGIAN DARI KERAJAAN MAJAPAHIT

Kabupaten Pati, adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Luas wilayah Kabupaten Pati yaitu sekitar 1.473,97 Km² yang terletak pada 6,5 s/d 7,0 Lintang Selatan dan 110,5 Bujur Timur berada pada ketinggian dari 0 m sampai 520 m di atas permukaan air laut. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat. Ibukota Kabupaten Pati terletak tengah-tengah wilayah kabupaten, yang berada di jalur pantura Semarang-Surabaya, sekitar 75 Km sebelah Timur Semarang. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Bagian selatan berupa perbukitan, terdapat sungai besar yaitu sungai Ngantru (http:// wikipedia. Sejarah Kabupaten pati.com).

§ Sejarah Kabupaten Pati

Sejarah kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada lambang Daerah Kabupaten pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu gambar yang berupa ”Keris Rambut Pinitung Dan Kuluk Kanigara”.

Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut (penyerangan oleh Jayakatwang, pada bulan Mei dan Pertengahan bulan Juni 1292), sedangkan Kerajaan majapahit belum berdiri. Dengan keadaan yang seperti itu, muncullah penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, di wilayah kekuasaannya (di pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung muria) yang disebut Kadipaten (http:// wikipedia. Sejarah Kabupaten pati.com).

Seperti halnya yang telah disebutkan dalam Babad Pati, disitu dijelaskan bahwa tidak lama kemudian Keraton Pajajaran kalah, kerajaan tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya ke II, yaitu Jaka Pekik putra dari Jaka Sukuh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati bernama Tambranegara menghadap ke majapahit (S. Dibyo, 1980: 207).

Di daerah tersebut terdapat dua penguasa lokal, yaitu (1.) penguasa kadipaten Paranggaruda, oleh Adipati Yudhapati. Kadipaten Paranggaruda wilayahnya berada di daerah selatan sungai Juwana. wilayah kekuasaan Kadipaten Paranggaruda ini meliputi daerah yang sekarang merupakan kecamatan Batangan, Jakenan, Pucakwangi, Jaken, Winong, Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Gabus dan sebagian wilayah Rembang bagian barat. Bekas pusat pemerintahan Parnggaruda berada di Desa Goda Kecamatan Winong, (2.) Penguasa kadipaten Carangsoka, oleh Adipati Puspa Adungjaya. Wilayah kekuasaan Kadipaten Carangsoka ini meliputi daerah yang sekarang merupakan Kecamatan Trangkil, Juwana, Pati, Margorejo, Tlogowungu, Gembong, Wedarijaksa, Margoyoso, Tayu, Dukuhseti, Gunungwungkal, Cluwak dan sebagian meliputi wilayah Jepara bagian timur. Bekas pusat pemerintahan Carngsoka berada di Desa Sukoharjo Kecamatan Wedarijaksa (Ahmadi, 2004: 2).

Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan. Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putri mereka. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama Sapanyana. keharmonisan diantara keduanya tidak berlangsung lama.

Hal ini disebabkan karena dari pihak Penguasa kadipaten paranggarudu ingin melumpuhkan kewibaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di majasemi. Akan tetapi rencana tersebut gagal, karena senjata itu berhasil direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Selain itu, permusuhan ini juga disebabkan karena ketika pesta pernikahan diantara keduanya berlangsung mempelai wanita melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Karena merasa dipermalukan, Adipati Yudhapati menyatakan permusuhan dan peperangan tidak dapat dielakkan lagi. Peperangan ini, dimenangkan dari pihak penguasa Kadipaten Carangsoka. Kemenangan ini karena adanya bantuan dari Raden Kembangjaya, untuk membalas jasanya akhirnya Raden Kembangjaya dinikahkan dengan Rara Rayungwulan. Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri. Dengan mengganti nama ”Kadipaten Pesantenan” dengan gelar Adipati Jayakusuma.

Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara (pewaris tahta dari Adipati Jayakusuma) memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.

Keberadaaan Kadipaten Pesantenan merupakan usaha untuk mempersatukan Kadipaten Paranggadu, Carangsoka, dan Majasemi yang penyatuannya dilakukan oleh Raden Kembangjaya pada tahun 1292, dengan surya sengkala: ”mulat gapura manembah gusti”. Penyatuan ini merupakan usaha suka rela, bukan atas dasar pemaksaan dan bukan hadiah dari siapapun.

Dalam prasasti Tuhannaru (1245 Saka), yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di museum Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.

§ Situs-situs Peninggalan Bersejarah Sebagai Bukti Sejarah Kota Pati Bagian Dari Kerajaan Majapahit

a. Pintu Gerbang Majapahit

Peninggalan sejarah berupa Pintu Gerbang, terbuat dari kayu jati. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria. Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak mampu lagi mengangkat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai meninggal dunia. Terletak di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, jarak dari kota Pati 4 Km.Berdekatan dengan obyek wisata Sendang Tirta Sani.

b. Prasasti I Rongkap

Pada Prasasti ini terdapat tulisan tanggal 25 Oktober 901 M (823 Saka) yang ditemukan di desa Rangkah (Ngranggah) di daerah Pati Ayam yang terdiri dari lempengan baja sebanyak delapan lempengan.

c. Prasasti Prawata

Prasasti ini ditemukan di daerah Wotan, kecamatan Sukolilo. Prasasti ini ada pada zaman Erlangga.

d. Prasasti Gajihan

e. Prasasti Tuhannaru

Prasasti ini, diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di museum Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna.

f. Prasasti Waringin Pitu

§ Pati Bagian dari Majapahit

Keterkaitan Kabupaten Pati dengan kerajaan Majapahit yaitu (a.) adanya pengakuan dari Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan upeti berupa bunga.

Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka. Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit, (b.) bukti keterkaitan antara Pati dan Majapahit yang lain, yaitu adanya kerjasama diantara keduanya dalam perdagangan serta membuka hubungan dengan bandar-bandar Tuban, Jungpura (Jepura sekarang), Pekuwon (daerah Juwana) dan Bergota, (c.) Hadirnya Raden Tambranegara Adipati Pati dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.

Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa keterkaitan antara Kota Pati dengan Kerajaan Majapahit sangat erat hubungannya. Hal ini, berdasarkan bukti-bukti yang telah dijelaskan di atas.

Rujukan

Ahmadi. 2004. Sejarah Pati. Pati: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati.

Poesponegoro, Marwati Djoned. 1993. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.

Sosrosumarto, K.M, dan Dibyasudiro. 1980. Kitab Babad Pati. Pati: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia.

Tim Penyusun Hari Jadi. 1994. Sejarah Hari Jadi Kabupaten Pati. Pati: Seminar Sehari Hari Jadi Kabupaten Pati

http:// wikipedia. Sejarah Kabupaten pati.com.

Tidak ada komentar:

ASEAN

ASEAN

(Association of South East Asian Nations)

Sejarah Asia Tenggara telah dimulai sejak zaman prasejarah. Masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara, di kemudian hari berkembang menjadi beragam budaya dan bangsa yang berbeda-beda dan spesifik, dengan pengaruh dari budaya India dan budaya Tiongkok. Pada masa pra dan pasca kolonialisme, budaya Arab dan budaya Eropa juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Asia Tenggara pada umumnya.

Asia Tenggara modern memiliki ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sebagian besar negara-negara anggotanya dan semakin dekatnya integrasi regional. Singapura, Brunei dan Malaysia secara tradisional mengalami pertumbuhan yang tinggi dan pada umumnya dianggap sebagai negara-negara yang lebih maju di wilayah ini. Thailand, Indonesia dan Filipina dapat dianggap sebagai negara-negara berpenghasilan menengah di Asia Tenggara, sementara Vietnam pada beberapa waktu terakhir juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Beberapa negara yang masih tertinggal pertumbuhannya adalah Myanmar, Kamboja, Laos, dan Timor Timur yang baru merdeka.

Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, pada tanggal 5-8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok saat itu ialah H. Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Sedangkan Timor Timur adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang bukan merupakan anggota ASEAN.

Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember 1998.

ASEAN yang mengayomi negara-negara di Asia Tenggara merupakan sebuah organisasi negara-negara di kawasan Asia tenggara yang menganut asas keterbukaan bagi negara anggota-anggotanya (http://wikipedia.organisasi-internasional.co.id).

Prinsip-prinsip utama didirikanya ASEAN yaitu (a.) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara, (b.) Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar, (c.) Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota, (d.) Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai, (e.) Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan, dan (f.) Kerjasama efektif antara anggota (http://wikipedia. Perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara.co.id).

Layaknya sebuah organisasi maka ASEAN juga memiliki sebuah struktur didalamnya. Struktur Organisasi ASEAN tersebut adalah sebagai berikut (a.) ASEAN Ministrial Meeting (Sidang tahunan para menteri), (b.) Standing Committee (badan yang bersidang diantara dua sidang menlu negara ASEAN untuk mengenai masalah masalah yang memerlukan keputusan para menteri), (c.) Komite komite tetap dan khusus, (d.) Sekretariat nasional ASEAN pada setiap negara negara anggota.

Tujuan mendirikan ASEAN seperti tercantum dalam Persetujuan Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 secara rinci adalah sebagai berikut: (1.) Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di Asia Tenggara, (2.) Memajukan perdamaian dan stabilitas regional, (3.) Memajukan kerja sama dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK), (4.) Mamajukan kerjasama di bidang pertanian,industri, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, (5.) Memajukan penelitian bersama mengenai maslah-masalah Asia Tenggara, dan (6.) Memelihara kerja sama yang lebih erat dengan organisasi-organisasi internasional dan regional (Sudarmo, 2002: 21-22).

Piagam ASEAN adalah anggaran dasar bagi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Dokumen ini telah diadopsi pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura, November 2007 dan mulai berlaku sejak 15 Desember 2008. Secara formal, rencana pembuatan draf dicanangkan pada KTT ASEAN ke-11 pada bulan Desember 2005 di Kuala Lumpur. Kemudian, sepuluh tokoh penting ASEAN dari masing-masing negara anggota disebut ASEAN Eminent Persons Group, Indonesia diwakili oleh Ali Alatas ditunjuk untuk merumuskan sejumlah naskah rekomendasi bagi piagam ini. Pada KTT ASEAN ke-12 di Cebu, Filipina, Januari 2007, beberapa proposal dasar dipaparkan ke publik. Pada saat yang sama, para pemimpin ASEAN bersepakat untuk membentuk "tim kerja tingkat tinggi untuk merumuskan Piagam ASEAN" yang beranggotakan sepuluh utusan tingkat senior pemerintah masing-masing. Tim ini bertemu 13 kali selama 2007. Dalam proses ini kebijakan "tidak campur tangan" ("non-interference policy") yang menjadi ciri khas ASEAN tidak ditekankan lagi dan diusulkan pula pembentuk badan urusan Hak Asasi Manusia.

Naskah Piagam ASEAN telah disepakati tahun 2007 di Singapura dengan ditandatangani oleh semua kepala pemerintahan negara-negara anggota. Agar Piagam ASEAN yang pertama kali ini berlaku mengikat, telah disepakati bahwa kesepuluh negara anggota harus meratifikasinya sebelum pelaksanaan KTT ASEAN ke-14 di Chiang Mai, Thailand. Piagam ini baru akan berlaku 30 hari setelah "Instrumen Ratifikasi" ke-10 diserahkan kepada Sekretaris Jenderal ASEAN (Dr. Surin Pitsuwan).

Sejak tanggal 21 Oktober 2008 semua negara anggota telah meratifikasi piagam ini, sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Negara Anggota

Tanggal Ratifikasi
oleh Pemerintah

Penyerahan
Instrumen Ratifikasi

Disetujui oleh

Singapura

18 Desember 2007

7 Januari 2007

Perdana Menteri

Brunei Darussalam

31 Januari 2008

15 Februari 2008

Sultan

Malaysia

14 Februari 2008

20 Februari 2008

Menteri Luar Negeri

Laos

14 Februari 2008

20 Februari 2008

Perdana Menteri

Kamboja

25 Februari 200

18 April 2008

Majelis Nasional

Vietnam

14 Maret 2008

19 Maret 2008

Menteri Luar Negeri

Myanmar

21 Juli 2008

21 Juli 2008

Menteri Luar Negeri

Thailand

16 Sept 2008

14 November 2008

Parlemen

Filipina

7 Oktober 2008

12 November 2008

Senat

Indonesia

21 Oktober 2008

13 November 2008

DPR

Kerja sama yang telah dilakukan oleh negara-negara ASEAN dengan negara lain yaitu meliputi, (a.) Mendirikan proyek industri bersama,yaitu pabrik pupuk urea di Aceh, pabrik pupuk urea di Malasyia, pabrik tembaga di Filipina, pabrik diesel “Marine” di Singapura, proyek vaksin di Singapura dan proyek abu soda di Thailand. (b.) Mengadakan perjanjian ekstradisi (penyerahan pelarian yang tertangkap) antara negara-negara ASEAN, (c.) Mangadakan pesta olahraga Asia Tenggara (South East Asean Games) yang disingkat SEA Games, penyelenggaraanya dua tahun sekali, dan negara penyelenggaraanya bergantian,(d.) Mengadakan kerja sama di bidang pariwisata, (e.) Mengadakan kerja sama menangani perdagangan gelap narkotika (Sudarmo, 2002: 22-23).

Selain kerja sama diberbagai bidang tersebut di atas, ASEAN juga melakukan kerja sama dibidang perdagangan bebas ASEAN. Pedagangan kawasan bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area, (AFTA)) ini adalah sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN. Tujuan dari perdagangan kawasan bebas ASEAN ini adalah Meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan halangan non-bea dalam ASEAN dan Menarik investasi asing langsung ke ASEAN (http:// wikipedia. Perdagangan kawasan bebas asean.co.id).

Sehingga dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) adalah merupakan organisasi kewilayahan antara negara-negara AsiaTenggara yang didirikan oleh 10 negara bagian. Bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regional.